Habitat dan Tingkah Laku Udang Windu
Semua udang memiliki sifat alami yang sama, yakni aktif dalam kondisi gelap (nocturnal), baik aktifitas untuk mencari makan dan reproduksi. Beberapa indra yang digunakan udang untuk mendeteksi makanan adalah penglihatan (sight), audiosense, thermosense dan chemosense. Berdasarkan keempat indra tersebut chemosense atau chemoreseptor merupakan alat yang paling peka untuk mendeteksi pakan yang diberikan. Udang pada saat mencari makan lebih mengandalkan indera perasa seperti antenna flagella, rongga mulut, kaki jalan (pereipoda), carapace dari pada indra penglihatan (Sumeru dan Suzy, 1992).
Udang pada siang hari hanya membenamkan diri pada lumpur maupun menempelkan diri pada suatu benda yang terbenam dalam air. Apabila keadaan lingkungan tambak cukup baik, udang jarang sekali aktif bergerak diwaktu siang hari. Apabila pada suatu tambak udang tampak aktif bergerak di waktu siang hari, hal tersebut merupakan tanda bahwa ada yang tidak sesuai. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh jumlah makanan yang kurang, kadar garam meningkat, temperatur meningkat, kadar oksigen menurun ataupun timbulnya senyawa-senyawa beracun (Suyanto dan Mujiman, 2004).
KEPUSTAKAAN
Ghufran, M. 2010. Pakan Udang: Nutrisi, Formulasi, Pembuatan, dan Pemberian. Akademia. Jakarta. 102 hlm.
Sumeru, S.U dan S. Anna. 1992. Pakan Udang Windu (Penaeus monodon)., Yogyakarta: Kanisius.
Suyanto, R. dan Mujiman, A. 2004. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Jakarta. 211 hlm.
0 komentar:
Posting Komentar