HANYA SEBUAH SAMPUL
Masa SD merupakan masa bahagia, masa ceria dan masa dimana menuntut ilmu itu seperti halnya mengukir diatas batu. Meskipun susah masuknya, tapi alangkah sucinya masa itu sehingga dengan mudahnya mental diri terdidik kala SD.
Oh ya, kita bicara tentang sampul buku... Iya, hanya sampul buku. Sampul buku penuh dengan kalimat jimat misalnya, bersih pangkal sehat, gemar membaca buku membuka cakrawala dunia, buku sumber ilmu dan masih banyak lagi lainnya. Namun, ada kalimat sampul buku yang menjadi cambuk di masa sekarang ini (studi).
Sebuah perbincangan dijalan menuju bandara internasional Ahmad Yani Semarang mengantar teman dari Pesut Mahakam atau Kutai Kartanegara untuk pulang kekampung halaman. Ketika aku membicarakan kerajinan tentang salah seorang temanku, dia menjawab dengan nada santai agak serius "sekarang itu (masa kuliah) bukan hanya masalah pintar seseorang, tapi tentang rajin tidaknya orang tersebut" kurang lebihnya dia berkat demikian. Pikiranku sendiri bergumam "sepintar apapun seseorang, tanpa dia rajin mengerjakan apa yang harus dikerjakan. Maka percumalah."
Kembali ke kalimat sampul buku "Rajin Pangkal Pandai" apa hubungannya? Entah sadar atau tidak sadar, dulu para pendahulu kita memikirkan masa depan kita. Mulai dari penjajahan hingga merdeka, melalui ideologi hingga pemersatu bangsa dan 'PENDIDIKAN.' Hanya sebuah sampul beliau para pendahulu kita mengajari tentang bahwa pentingnya seseorang itu rajin dan bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu hal (tentunya yang positif). Tak peduli tentang jurusanku, tak peduli nanti mau jad apa nantinya, hanya kesungguhan dan rajin seseorang yang akan menghasilkan buah manis.
Hanya sebuah sampul.... Sampul usang itu mengajarkan kita, tak perlu merasa minder jika kurang pintar. Hanya dengan rajin kepintaran itu akan terciptakan. Bahkan, pernah kudengar dari salah seorang guruku beliau berkata bahwa ada sebuah hadist yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda 'waktu ibarat pedang yang terhunus dari setiap orang.'
Sampailah waktuku memikirkan itu, ternyata benar saja. Waktu itu akan bermanfaat bila kita manfaatkan namun, akan hilang percuma jikalau kita membiarkan. Oh Tuhan Yang Maha Besar, betapa hinanya diri ini karena membuang percuma waktu yang telah Kau berikan hingga sekarang ini.
Hanya sebuah uneg-uneg dalam pikiran, apabila ada yang membaca kritik sarannya saya ucapkan terimakasih. *Mungkin juga tidak ada yang baca hehe
Selamat berkreasi semua. RAJIN PANGKAL PANDAI.
0 komentar:
Posting Komentar