Ilustrasi
Mengacu pada “International
Principles for Responsible Shrimp Farming 2006”, ada 8 Prinsip yang perlu
diperhatikan meliputi :
·
Tata Letak Tambak
·
Perencanaan Tambak
·
Pemanfaatan Air
·
Induk dan Benur
·
Pengelolaan Pakan
·
Pengelolaan Kesehatan
·
Keamanan Pangan
·
Tanggung jawab Sosial
Uraian dari beberapa prinsip utama tersebut yaitu...
Tata Letak Tambak
·
Tambak baru harus dibangun di atas zona
inter-tidal (pasang surut).
·
Tidak menebang bakau dan tanaman sensitif
di lahan basah.
·
Tidak membangun tambak di lahan pasir atau
lahan yang porous sehingga air buangan yang mengandung garam merembes ke lahan
pertanian maupun sumber air tawar.
·
Tidak membangun tambak baru di daerah yang
melampaui daya dukung yang ada.
·
Mempertahankan daerah penyangga dan jarak
antara tambak yang satu dengan yang lain.
·
Mematuhi penggunaan lahan sesuai dengan
tata ruang dan pengelolaan pantai.
·
Meningkatkan daya dukung tambak yang ada
di daerah pasang surut dan daerah bakau melalui penanaman bakau, serta
meninggalkan tambak yang tidak produktif
dan membuat tambak yang lebih produktif di atas daerah pasang surut.
Perencanaan Tambak
·
Memperkecil kemungkinan terjadinya erosi
dan salinasi di sekitar tambak yang sedang dibangun, serta melindungi kerusakan
daerah penyangga.
·
Memperkecil munculnya pengaruh tanah
sulfat-masam selama pembangunan maupun operasional tambak.
·
Menjaga keanekaragaman kehidupan dan
memulihkan habitat alami dalam pembangunan tambak.
·
Memperkecil kerusakan area (seperti
terciptanya gundukan tanah maupun lubang)
·
Membangun tanggul, saluran dan infrastruktur
dengan cara tidak mengganggu tata guna air.
·
Menjauhkan air buangan dari saluran masuk
untuk mengindari polusi tambak itu sendiri.
Pemanfaatan Air
·
Tidak menggunakan air tanah (sumur air
tawar) untuk mengatur salinitas.
·
Menggunakan air secara efisien dengan cara
mengurangi pergantian air.
·
Mengurangi pengeluaran limbah dan endapan
ke lingkungan.
·
Mengembalikan kondisi air buangan dengan
cara menurunkan kadar nutrien, bahan organik, dan limbah padat kemudian dibuang
keluar.
·
Membuat kolam pengendapan (karantina) pada
saluran air masuk maupun saluran pengeluaran.
·
Mengelola mutu air dan lahan untuk menjaga
kestabilan lingkungan di dalam tambak udang.
·
Mematuhi peraturan dan petunjuk penggunaan
air dan buangan limbah.
Induk dan Benur
·
Mencegah dampak negatif akibat penangkapan
induk dan benur alam.
·
Memberikan pilihan terhadap species udang
lokal dan asli.
·
Menerapkan biosecurity dan karantina untuk
memperkecil masuknya bibit penyakit.
·
Menggunakan stok domestikasi apabila
memungkinkan.
·
Menebar benur berkualitas baik untuk
meningkatkan hasil panen.
·
Mematuhi persyaratan nasional, regional
dan internasional terhadap perpindahan dan karantina hewan.
Pengelolaan Pakan
·
Menggunakan pakan yang bermutu.
·
Menggunakan pakan secara efisien.
·
Menghindari sisa pakan.
Pengelolaan Kesehatan
·
Menerapkan pengelolaan kesehatan untuk
mencegah stres dan menitik beratkan pencegahan daripada mengobati.
·
Menjaga biosecurity dan meminimalkan
penularan penyakit antara induk, hatchery dan tambak.
·
Menerapkan strategi pengelolaan untuk
mencegah penyebaran penyakit intern dan antar tambak.
·
Menggunakan obat yang diperbolehkan
(teregistrasi) dan menghindari penggunaan antibiotik.
Keamanan Pangan
·
Tidak menggunakan obat dan bahan kimia
yang dilarang.
·
Menggunakan obat dan bahan kimia yang
terdaftar.
·
Menerapkan sistem quality control untuk
menghasilkan udang yang bermutu dan aman dikonsumsi.
·
Melakukan pengawasan terhadap kebersihan
saat panen, penangan dan pengangkutan.
Tanggung Jawab Sosial
·
Menghindari konflik dengan masyarakat
sekitar.
·
Memberikan manfaat bagi masyarakat.
·
Menjamin kesejahteraan pekerja
·
Memperkecil resiko bagi petambak kecil
yang terlibat dalam tambak udang melalui pelatihan, kursus, dukungan keuangan
dan teknik yang sesuai.
·
Mengadakan training bagi petani dan
pekerja tentang pelaksanaan budidaya udang yang bertanggung jawab.
Permasalahan
Pada umumnya tambak udang yang
dibangun belum memiliki pengolahan limbah (kolam sedimentasi limbah). Bahkan
sebagian tambak hingga saat ini ada yang belum memiliki tandon (kolam
pengendapan dan penampungan air masuk).
Sebagian petambak belum menyadari
pentingnya menjaga biosecurity.
Masih ada petambak yang menggunakan
benur asal induk lokal yang tidak SPF yang penting harganya murah.
Sebagian petambak lebih mengutamakan
harga dan waktu pembayaran yang lama (YARNEN) daripada mutu pakan.
0 komentar:
Posting Komentar