Jumat, 08 September 2017

Siklus Produksi Udang Vannamei (Litopanaeus vannamei)

Siklus Prduksi udang vaname secara garis besar dimulai dari persediaan benih, Indukan, Pembenihan atau Penetasan telur (hatchery), Pembibitan (tokolan) dan Pembesaran. Nah, dari beberapa siklus produksi tersebut seperti dikutip dari FAO memiliki skema siklus produksi udang vaname. Skema tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :


Ok, mari kita bahas beberapa tahapan dalam produksi udang vaname, dimulai dari


Awal Persediaan Benih


Pada mulanya, benih ditangkap secara liar di alam untuk di budidayakan secara ekstensif di Amerika Latin hingga tahun 1990an akhir. Selanjutnya, dilakukan domestikasi dan program seleksi genetik sebagai usaha penyediaan benih PL secara konsisten yang unggul, tahan dan / atau bebas penyakit yang digunakan pada pembenihan. Beberapa benih dikirim ke Hawai pada tahun 1989 sehingga menghasilkan produksi garis SPF dan SPR, yang mengarah ke industri di Amerika Serikat dan Asia.


Pemijahan Induk Udang vanname


Masih dikutip dari FAO, ada 3 asal induk dilakukan untuk pemijahan induk, yaitu :

  1. Secara alami, induk ditangkap dilaut dengan kriteria berumur 1 tahun dan berat lebih dari > 40gram.
  2. Udang yang didapatkan dari tambak pembesaran (setelah 4-5 bulan; berat 15-2 gram), dipelihara kembali selama 2-3 bulan dan kemudian dipelihara ke kolam pematangan induk pada umur > 7 bulan dengan berat 30-35 gram.
  3. Membeli dari induk SPF/SPR dari Amerika Serikat pada usia 7-8 bulandan berat 30-40 gram.


Induk yang tersedia kemudian dipelihara pada kolam pematangan gonad diruang gelap dengan air laut bersih dan sudah di filter sebelumnya. Pakan yang diberikan berupa pakan segar. Salah satu mata dari masing-masing induk berina dilakukan ablasi (dipotong) dengan tujuan untuk mempercepat pematangan gonad secara berulang. Induk betina reproduksi efektif berumur 8-10 bulan, sementara jantan mencapai puncak pada> 10 bulan. Tingkat pemijahan terjadi 5-15 persen / malam, tergantung pada sumber induk. Setelah Induk betina melepaskan telur atau memijhan kemudian dilakukan pemindahan pada kolam terpisah (untuk menghindari penularan penyakit). Sore berikutnya, nauplii sehat tertarik oleh pada cahaya, dikumpulkan dan dibilas dengan air laut. Mereka kemudian didesinfeksi dengan yodium dan / atau formalin, dibilas lagi, dihitung dan dipindahkan ke bak penampungan atau langsung ke bak pemeliharaan larva.

Produksi Benih / Hatchery


Pada pembenihan dimulai dari stadia naupli, bak pemeliharaan bisa berupa kolam datar atau lebih baik menggunakan bak berbentuk 'V' atau 'U' dengan volume 4 hingga 100 m3, terbuat dari beton, fiberglass atau berbahan plastik. Pemeliharaan larva dilakukan hingga PL10-12 (ukuran rata-rata >60%). Pergantian air secara terartur dilakukan sebanyak 10-100% setiap hari untuk menjaga lingkungan yang baik. Pakan alami yang diberikan berupa mikroalga (chaetoceros; skeletonema; talassiora) dan Artemia, ditambah pakan buatan encapsule mikroba baik cair atau kering. Penetasan hingga PL12 dibutuhkan waktu sekitar 21 hari hingga panen benih. Upaya untuk mengurangi kontaminasi bakteri/ patogen terhadap fasilitas larva maka dilakukan desinfeksi, pengelolaan air masuk, penyaringan atau klorinisasi, desinfeksi naupli, pergantian air dan penggunaan probiotik.

Pembibitan atau Pentokolan


Pada kebanyakan petani, pembibitan atau petokolan lebih sedikit dilakukan karena pada kondisi ini, PL-12 sudah termasuk daya tahan kuat sehingga langsung dilakukan pada budidaya pembesaran. Petokolan sendiri biasanya dilakukan pada bak beton atau tambak biasa selama 1 - 5 minggu.



Pembesaran


Pembesaran udang vaname terbagi atas 4 sistem yaitu extensif (tradisional), semi-intensif, intensif dan super intensif. Lalu.... Apa perbedaan antara sistem budidaya extensif (tradisional), semi-intensif, intensif dan super intensif?

Baiklah... untuk pertanyaan tersebut akan dibahas lebih lanjut pada postingan selanjutnya... sabarrr :D

Terimakasih, semoga membantu.


Sumber : FAO

0 komentar:

Posting Komentar