Kamis, 18 Juni 2015

Sudah ya? Pemainnya capek, dramamu selesaikan sendiri saja!


Sebuah drama penuh cerita, satunya buta satunya tuli. Saling mencintai dan mempunyai ikatan dengan komitmen yang dibangun dengan dasar kepercayaan. Pria itu buta, buta karena melihat kecantikan wajah dan kecantikan hatinya saat dia melihat tatapan pertamanya. Wanita itu tuli, tuli dengan keadaan karena sering dimanjakan.
Pria buta mengorbankan semua yang dia bisa untuk wanita tuli, pertama kalinya dibulan puasa tepatnya seminggu setelah puasa tahun pertama mereka kenal. Pria itu buta karena pesona wanita, tak di elakkan, perasaan yang terpendam ia katakan di awal malam kepada wanita itu.
Awal drama mulai tercipta di sajikan penuh cinta, pikir pria buta. Wanita itu mulai membuat drama tentang sandiwara cinta, penuh dengan aturan yang harus di ikuti oleh pria buta. Tanpa ada yang tau, bersembunyi dibalik batu dan waktu. Seminggu setelah itu, pria itu merasa tidak spesial dihadapannya. Merasa ada yang kurang hubungan tanpa perhatian, pria buta berontak ingin mendapatkan hal yang spesial sepele itu. Namun, apa daya? Wanita berkuasa dalam menentukan drama.
Menginginkan pisah, iya. Si wanita ingin berpisah tidak ada hubungan lagi dengan pria buta. Seperti halilintar menyambar, pria buta tertegun kaget tanpa kata tak berdaya untuk melangkah ke dunia. Hanya hujan air mata pertama karena wanita. Siang itu terasa sesak di dada, tak bertenaga, tergeletak lemas seperti tak bernyawa. Malamnya, ternyata ada suara jalak yang merdu dari wanita “aku hanya menguji cintamu padaku,” tenanglah si pria, dia tersenyum kembali seperti balon di isi udara lagi.
Waktu bergulir cepat, tepat 3 bulan. Si pria merasakan keanehan dari wanita, dia mencoba berkata. Namun, sayangnya wanita itu tuli. Tuli terhadap perkataan pria buta, tak menganggap, tak menghiraukan, tanpa memperdulikan. Seperti suara udara yang berhembus begitu saja anggap wanita tuli itu.
Pisahlah mereka, bisa jadi itu skenario atau memang naskah yang dipersiapkan wanita tuli itu. Seminggu setelah perpisahan, ternyata wanita itu tergoda oleh pria lainnya, yang sebelumnya telah berhubungan dengannya. Pria buta mulai tak percaya wanita tuli, tapi apa daya kalau cinta dan hati mulai berkata. Lemah lembut penuh dengan sentuhan yang dikatakan wanita itu, sebulan kemudian dia jadian dan bersama lagi.
Pria itu buta, buta karena wanita yang dicintainya. Tak memandang apa yang terjadi dibelakang, berfikir positif karena itu menyenangkan dan membuat hati tenang.
Bergulirnya waktu, pria buta telah lulus dari sekolah. Sedangkan, wanita itu masih kelas akhir sebelum memasuki ke jenjang selanjutnya. Hubungan jarak jauh, atau biasa disebut dengan istilah LDR. LDR membuat hubungan mereka mesra, tanpa mengenal waktu pria itu benar-benar buta. Dia tegila-gila oleh wanita tuli itu. Sangat percaya, tanpa mengetahui apa yang ada. Ketika waktu bergerak, wanita mulai memasuki jenjang selanjutnya. Pengorbanan dari kedua sejoli itu membuahkan hasil yang memuaskan. Wanita itu mendapatkan apa yang ia idamkan.
Tapi, sebelum mendapatkan itu. Perjuangan atau memang bisa disebut sebuah kerjasama untuk mendapatkan yang ia tuju. Pria itu buta, tanpa melihat kebelakang, melihat apa yang akan datang. Bagaimanapun, perjalanan akan menyenangkan karena di sampingnya ada wanita yang memberi senyuman tulus dengan penuh keikhlasan (semoga saja). Sebelum berangkat menuju pendaftaran, ada kejadian yang tidak di inginkan diperjalanan, ban bocor sebelum melewati kota pertama. Menunggu lama, namun terasa sebentar karena di iringi dengan bincang yang menyenangkan. Ramainya jalanan membuat hati senang, karena sebentar lagi akan sampai di tempat tujuan. Tapi, apalah daya ujian masih menghadang, ban bocor di siang hari dengan sengatan matahari terik kala itu. Menunggu sejenak, tukang tambal ban menambal. Perjalanan dilanjutkan, hari mulai sore namun musibah tak di duga menghampiri. Ban kempes ditengah perjalanan dan di saat laju motor lumayan kencang. Pria buta hanya bisa berusaha dan berdoa supaya tidak terjadi apa-apa, seakan merasa kuat karena ada orang yang ia cintai dibelakangnya. Alkhamdulillah dalam hatinya karena bisa selamat dan di dekatnya terdapat tukang tambal ban. Apa dikata, ban dalam pecah harus diganti tak semudah itu, ternyata ban yang cocokpun tak ditemui. Akhirnya mereka berjalan menyisiri jalan berharap ada seseorang yang membantu dan berbelas kasihan.
Adzan maghrib sudah berkumandang, berhenti sejenak menunaikan shalat untuk ketenangan jiwa dan batin. Berdoa di jalan depan ada orang yang berkenan membantu. Perjalanan di lanjutkan, berjalan kaki dengan senyuman karena ada penyemangat disampingnya, pikir pria buta itu. Syukurlah, setelah jalan beberapa KM ada yang mau membantu, meski bannya tidak sesuai dengan standart.
Sudah ya, tadi itu sepenggal cerita perjuangan dan pengorbanan untuk menunjukkan tulusnya pria buta. Kembali ke drama, pria buata sadar, hidup dikota penuh dengan resiko yang nantinya di hadapi. Disini, di  kota kecil drama wanita tuli itu mulai di terapkan lagi, mulai memainkan pria buta. Ya, pria buta. Pria itu buta karena cinta, buta karena kepercayaan yang mendalam terhadapnya, buta akan dunia karena menaru hati padanya.
Ya, wanita itu mulai membuat skenario dan drama baru untuk melanjutkan episode yang berlalu ketika sudah menginjak semester 2 kala itu. Di mulai dari sifat yang berubah, rasa keistimewaan yang mulai sirnah, dan kepercayaan mulai dia cuci dengan kesenangan belaka. Mengenal sosok yang lebih baik dari pria buta, disini wanita itu mulai benar-benar tuli. Wanita itu tuli, tuli terhadap apa yang dinasihatkan oleh pria buta, tuli tak merawat apa yang ada, dan tuli tak mempedulikan pria buta itu lagi.
Malam minggu tiba, pria buta ingin sekali mengajak wanita tuli itu untuk berjalan bareng untuk merekatkan hubungan yang renggang. Tapi apa daya, satu hari tanpa kabar dan berita wanita tuli itu muncul tiba-tiba dikala pria buta itu makan dengan merasakan hadirnya wanita tuli, hadirlah wanita tuli itu. Wanita itu benar-benar tuli, tuli kalau dia mendengarkan perkataan pria buta, tuli terhadap apa saja yyang dilakukan pria buta itu. Digandenggnya seorang pria lain, wanita tuli muncul terlihat seperti hantu yang besar sehingga  membuat denyut nadi pria buta itu berhenti. Nafas tersengal-sengal. Tak tertahan apa yang ia rasakan.

Ternyata drama wanita tuli masih dilanjutkan. Pria buta mulai memahami keadaan, bahwa dia sedang dipermainkan. Lalu ia mencoba memberi kenangan terbaik untuk wanita tuli, dan berkata dalam hatinya “Sudah ya? Pemainnya capek, dramamu selesaikan sendiri saja!”

0 komentar:

Posting Komentar