Sebuah drama penuh cerita, satunya buta satunya tuli. Saling
mencintai dan mempunyai ikatan dengan komitmen yang dibangun dengan dasar
kepercayaan. Pria itu buta, buta karena melihat kecantikan wajah dan kecantikan
hatinya saat dia melihat tatapan pertamanya. Wanita itu tuli, tuli dengan
keadaan karena sering dimanjakan.
Pria buta mengorbankan semua yang dia bisa untuk wanita
tuli, pertama kalinya dibulan puasa tepatnya seminggu setelah puasa tahun
pertama mereka kenal. Pria itu buta karena pesona wanita, tak di elakkan,
perasaan yang terpendam ia katakan di awal malam kepada wanita itu.
Awal drama mulai tercipta di sajikan penuh cinta, pikir pria
buta. Wanita itu mulai membuat drama tentang sandiwara cinta, penuh dengan
aturan yang harus di ikuti oleh pria buta. Tanpa ada yang tau, bersembunyi
dibalik batu dan waktu. Seminggu setelah itu, pria itu merasa tidak spesial
dihadapannya. Merasa ada yang kurang hubungan tanpa perhatian, pria buta berontak
ingin mendapatkan hal yang spesial sepele itu. Namun, apa daya? Wanita berkuasa
dalam menentukan drama.
Menginginkan pisah, iya. Si wanita ingin berpisah tidak ada
hubungan lagi dengan pria buta. Seperti halilintar menyambar, pria buta
tertegun kaget tanpa kata tak berdaya untuk melangkah ke dunia. Hanya hujan air
mata pertama karena wanita. Siang itu terasa sesak di dada, tak bertenaga,
tergeletak lemas seperti tak bernyawa. Malamnya, ternyata ada suara jalak yang
merdu dari wanita “aku hanya menguji cintamu padaku,” tenanglah si pria, dia
tersenyum kembali seperti balon di isi udara lagi.
Waktu bergulir cepat, tepat 3 bulan. Si pria merasakan
keanehan dari wanita, dia mencoba berkata. Namun, sayangnya wanita itu tuli.
Tuli terhadap perkataan pria buta, tak menganggap, tak menghiraukan, tanpa
memperdulikan. Seperti suara udara yang berhembus begitu saja anggap wanita
tuli itu.
Pisahlah mereka, bisa jadi itu skenario atau memang naskah
yang dipersiapkan wanita tuli itu. Seminggu setelah perpisahan, ternyata wanita
itu tergoda oleh pria lainnya, yang sebelumnya telah berhubungan dengannya.
Pria buta mulai tak percaya wanita tuli, tapi apa daya kalau cinta dan hati
mulai berkata. Lemah lembut penuh dengan sentuhan yang dikatakan wanita itu,
sebulan kemudian dia jadian dan bersama lagi.
Pria itu buta, buta karena wanita yang dicintainya. Tak
memandang apa yang terjadi dibelakang, berfikir positif karena itu menyenangkan
dan membuat hati tenang.
Bergulirnya waktu, pria buta telah lulus dari sekolah.
Sedangkan, wanita itu masih kelas akhir sebelum memasuki ke jenjang
selanjutnya. Hubungan jarak jauh, atau biasa disebut dengan istilah LDR. LDR
membuat hubungan mereka mesra, tanpa mengenal waktu pria itu benar-benar buta.
Dia tegila-gila oleh wanita tuli itu. Sangat percaya, tanpa mengetahui apa yang
ada. Ketika waktu bergerak, wanita mulai memasuki jenjang selanjutnya.
Pengorbanan dari kedua sejoli itu membuahkan hasil yang memuaskan. Wanita itu
mendapatkan apa yang ia idamkan.
Tapi, sebelum mendapatkan itu. Perjuangan atau memang bisa
disebut sebuah kerjasama untuk mendapatkan yang ia tuju. Pria itu buta, tanpa
melihat kebelakang, melihat apa yang akan datang. Bagaimanapun, perjalanan akan
menyenangkan karena di sampingnya ada wanita yang memberi senyuman tulus dengan
penuh keikhlasan (semoga saja). Sebelum berangkat menuju pendaftaran, ada
kejadian yang tidak di inginkan diperjalanan, ban bocor sebelum melewati kota
pertama. Menunggu lama, namun terasa sebentar karena di iringi dengan bincang
yang menyenangkan. Ramainya jalanan membuat hati senang, karena sebentar lagi
akan sampai di tempat tujuan. Tapi, apalah daya ujian masih menghadang, ban
bocor di siang hari dengan sengatan matahari terik kala itu. Menunggu sejenak,
tukang tambal ban menambal. Perjalanan dilanjutkan, hari mulai sore namun
musibah tak di duga menghampiri. Ban kempes ditengah perjalanan dan di saat
laju motor lumayan kencang. Pria buta hanya bisa berusaha dan berdoa supaya
tidak terjadi apa-apa, seakan merasa kuat karena ada orang yang ia cintai dibelakangnya.
Alkhamdulillah dalam hatinya karena bisa selamat dan di dekatnya terdapat
tukang tambal ban. Apa dikata, ban dalam pecah harus diganti tak semudah itu,
ternyata ban yang cocokpun tak ditemui. Akhirnya mereka berjalan menyisiri
jalan berharap ada seseorang yang membantu dan berbelas kasihan.
Adzan maghrib sudah berkumandang, berhenti sejenak
menunaikan shalat untuk ketenangan jiwa dan batin. Berdoa di jalan depan ada
orang yang berkenan membantu. Perjalanan di lanjutkan, berjalan kaki dengan senyuman
karena ada penyemangat disampingnya, pikir pria buta itu. Syukurlah, setelah
jalan beberapa KM ada yang mau membantu, meski bannya tidak sesuai dengan
standart.
Sudah ya, tadi itu sepenggal cerita perjuangan dan
pengorbanan untuk menunjukkan tulusnya pria buta. Kembali ke drama, pria buata
sadar, hidup dikota penuh dengan resiko yang nantinya di hadapi. Disini,
di kota kecil drama wanita tuli itu
mulai di terapkan lagi, mulai memainkan pria buta. Ya, pria buta. Pria itu buta
karena cinta, buta karena kepercayaan yang mendalam terhadapnya, buta akan
dunia karena menaru hati padanya.
Ya, wanita itu mulai membuat skenario dan drama baru untuk
melanjutkan episode yang berlalu ketika sudah menginjak semester 2 kala itu. Di
mulai dari sifat yang berubah, rasa keistimewaan yang mulai sirnah, dan
kepercayaan mulai dia cuci dengan kesenangan belaka. Mengenal sosok yang lebih
baik dari pria buta, disini wanita itu mulai benar-benar tuli. Wanita itu tuli,
tuli terhadap apa yang dinasihatkan oleh pria buta, tuli tak merawat apa yang
ada, dan tuli tak mempedulikan pria buta itu lagi.
Malam minggu tiba, pria buta ingin sekali mengajak wanita
tuli itu untuk berjalan bareng untuk merekatkan hubungan yang renggang. Tapi
apa daya, satu hari tanpa kabar dan berita wanita tuli itu muncul tiba-tiba
dikala pria buta itu makan dengan merasakan hadirnya wanita tuli, hadirlah
wanita tuli itu. Wanita itu benar-benar tuli, tuli kalau dia mendengarkan
perkataan pria buta, tuli terhadap apa saja yyang dilakukan pria buta itu.
Digandenggnya seorang pria lain, wanita tuli muncul terlihat seperti hantu yang
besar sehingga membuat denyut nadi pria
buta itu berhenti. Nafas tersengal-sengal. Tak tertahan apa yang ia rasakan.
Ternyata drama wanita tuli masih dilanjutkan. Pria buta
mulai memahami keadaan, bahwa dia sedang dipermainkan. Lalu ia mencoba memberi
kenangan terbaik untuk wanita tuli, dan berkata dalam hatinya “Sudah ya?
Pemainnya capek, dramamu selesaikan sendiri saja!”
0 komentar:
Posting Komentar