Water Exchange (Pergantian Air)
Sebelum menginjak lebih lanjut tentang pengelolaan air, terlebih dahulu diketahui bahwa kenapa air itu perlu diolah?
Mungkin, anda sudah tahu jawabannya. Ya, benar yaitu untuk mengontrol kualitas air agar terus terjaga.
Jika anda kaji lebih lanjut lagi, anda mungkin bertanya-tanya. Kenapa kualitas air perlu dikontrol? Jawaban yang sesuai dengan pengetahuan penulis bahwa kualitas air perlu dikontrol karena kualitas air perlu terjaga dari parameter kimia, fisika, maupun biologi. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi kultivan agar sesuai dengan kehidupannya dialam.
Mengelola akan adanya air penting dan berpengaruh terhadap kultivan secara langsung, karena perlu anda ketahui bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan Kultivan, yaitu Jenis ikan, Lingkungan, dan Pakan.
Pemahaman diatas merupakan dasar untuk mengetahui lebih lanjut kenapa dilakukannya pengelolaan terhadap air. Langsung saja pada topik kali ini yaitu, sistem pengelolaan air.
Pengelolaan air sendiri dapat dilakukan 3 sistem yaitu sistem water exchange (pergantian air), resirculation (resirkulasi/filter berada diluar akuarium dan atau wadah), dan double bottom filter (filter berada didalam akuarium). Ketiga sistem pengelolaan air tersebut memiliki tingkatan hasil yang berbeda terhadap kualitas air, sesuai dengan sesuai hasil yang didapatkan bahwa kualitas air yang didapatkan berturut-turut dari yang baik yaitu double bottom filter, resirculation, & water exchange. Saat ini yang saya ketahui sistem pengelolaan air tersebut merupakan upaya pengontrolan kualitas air terbaik yang ada.
Kali ini saya akan mencoba membagi sedikit pengetahuan tentang pengelolaan air dari grade yang rendah yaitu resirculation. Sistem pengelolaan air water exchange merupakan upaya pengontrolan kualitas air yang paling mudah dibandingkan dengan ketiga sistem pengelolaan air diatas, meskipun mendapatkan kualitas air yang rendah dibanding kedua sistem pengelolaan air lainnya. Water exchange sendiri sering diketahui dengan bahasa "pergantian air", pergantian air dilakukan yaitu upaya untuk menstabilkan kualitas air yang berada dalam wadah. Karena air akan sangat berpengaruh terhadap kultiva, pendapat yang diungkapkan Boyd (1990), bahwa pergantian air berpengaruh terhadap kualitas air
media pemeliharaan, terutama oksigen dan akumulasi racun sisa metabolisme.
Oksigen yang semakin berkurang dapat ditingkatkan dengan pergantian air dan
pemberian aerasi.
Selain oksigen ada salah satu parameter kimia yaitu tentang adanya ammoniak, adanya ammoniak dalam wadah dikarenakan adanya reaksi kimia yang terjadi pada kotoran ikan yang terakumulasi didalam perairan. Hubungannya dengan kualitas air, bahwa daya racun amoniak akan
meningkat jika kadar oksigen dalam air rendah atau menurun. Budidaya ikan konsentrasi amoniak bergantung pada
kepadatan populasi, metabolisme ikan, pergantian air, dan suhu. Meningkatnya
kandungan amoniak dalam air dapat menyebabkan ikan cepat mengalami stres dan
ikan mudah terkena penyakit, serta terganggu pertumbuhannya si ikan atau kultivan yang dibudidaya (Boyd, 1990 dalam Widiyantara, 2009).
Penerapan dari water exchange (pergantian air) yaitu dengan mengganti air didalam wadah dengan air yang baru, persentase pergantian air berkolerasi dengan kualitas air yang ada. Persentase dari pergantian air sendiri berkisar antara 30% sampai 150% (sesuai kondisi/kebutuhan), semakin tinggi persentase pergantian air, maka semakin baik pula kualitas air dan bagi pertumbuhan kultivan yang ada. Titiek Aslianti dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa makin tinggi persentase pergantian kualitas air berdampak positip terhadap kestabilan kualitas air yang dikarenakan akumulasi sisa metabolisme atau sisa kotoran yang ada dalam bak, jika dilakukan pergantian air secara tinggi maka tumbuhnya parasit akan tertekan.
Terimakasih, semoga memberikan manfaat, untuk pengelolaan air dengan sistem resirculation, & double bottom filter, lain waktu akan kami bagikan sedikit pengetahuan saya. Pesan penulis, jangan lupa menyertakan sumber ya.
Sumber :
Boyd, C. E. and F.
Lichkoppler. 1990. Water Quality Management in Pond Fishculture. Auburn univ, Alabama, International for Aquaculture. Agric. EXP. Station
Research and Development series, 22: 30.
Widiyantara, G.B. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele
Sangkuriang (Clarias sp.) Melalui
Penerapan Teknologi Pergantian Air 50%, 100%, 150% Per Hari. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. (Skripsi).
0 komentar:
Posting Komentar